Kudus, 22 Oktober 2016 Kurang lebih 6000 peserta mengikuti Apel Pagi Hari Santri Nasional bertempat di Alun Alun Simpang Tujuh Kudus dengan Inspektur Upacara Bupati Kudus,H. Musthofa . Peserta upacara meliputi : MA , Mts, Ponpes , SMP, SMA/SMK , Kepala MA, Kepala MTS ,Kepala SMP,Kepala SMA/SMK , Perangkat desa ,Camat dan SKPD .
Bupati Kudus, H. Musthofa dalam sambutanya mengatakan Presiden Republik Indonesia Bapak Jokowi melalui Keppres No. 22 Tahun 2015 telah menetapkan tanggal 22 Oktober adalah Hari Santri Nasional . Penetapan Hari Santri Nasional bukan hanya sebagai agenda kepentingan kelompok tertentu, tetapi untuk kepentingan seluruh Indonesia. Ada 3 (tiga) alasan ditetapkannya Hari Santri Nasional .
- Hari Santri Nasional menjadi ingatan sejarah tentang Resolusi Jihad KH.Hasyim Asy’ari. Ini peristiwa penting yang menggerakkan santri pemuda dan masyarakat untuk bergerak bersama berjuang melawan pasukan nasional.
- Jaringan santri telah terbukti konsisten menjaga perdamaian dan keseimbangan. Perjuanagn para kiai jelas menjadi catatan sejarah yang strategis, bahkan sejak kesepakatan tentang darul islam pada pertemuan para kiai di Banjarmasin tahun 1936.
- Kelompok santri dan kiai kiai terbukti mengawal kokohnya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Para kiai dan santri selalu berada di garda depan untuk mengawal NKRI, memperjuangkan Pancasila.
Sebagai umat islam kita tentunya merasa berbangga dengan ditetapkannya Hari Santri. Tetapi kebanggaan itu tidak cukup bila tidak kita wujudkan dengan kerja. Dalam konteks sekarang makna dari hari santri adalah meneruskan jihad melawan kemiskinan dan berbagai persoalan yang sedang dihadapi bangsa. Sekarang para santri, kiai wajib memberikan fatwa untuk mengusir kemiskinan, krisis ekonomi dan korupsi dari bumi nusantara . Selanjutnya dalam sambutanya beliau mengajak seluruh komponen masyarakat Kudus untuk bersama sama membangun Kudus. Kudus yang dikenal sebagai Kabupaten religius, yang memiliki filosofi Gusjigang bisa lebih maju dan berkembang apabila seluruh masyarakat bersinergi untuk merealisasikan visi Kudus dalam mewujudkan Kudus yang semakin sejahtera. Kerukunan dan persaudaraan inilah modal utama dalam membangun masyarakat Kudus. Tanpa itu semua , Kudus tidak mungkin bisa maju seperti saat ini.
St. Zul