Dalam mengemukakan permohonan do’a kepada Allah SWT hendaklah disertai dengan adab, dan disunahkan merendahkan suaranya dalam berdo’a serta beristighfar dan bertobat dari segala kekilafan dengan sepenuh hati serta bersungguh sungguh dengan mengulanginya berkali kali agar do’a kita segera dikabulkan oleh Alla SWT. Demikian ceramah Bintal rutin yang disampaikan oleh Bp Agus Yusron , S.Ag, M.SI yang diikuti oleh pegawai pada tanggal 4 Oktober 2016 bertempat di Mushola . Lebih lanjut dikatakan agar supaya do’a kita dapat diterima oleh Allah SWT maka kita harus melaksanakan hal hal sebagai berikut :
- Mematuhi ajaran agama Allah dengan mengerjakan segala perintah Allah dan menjauhi segala larangaNya .
- Berdo’a bersungguh sungguh secara serius dengan penuh rasa optimis jangan pesimis.
- Berdo’a dengan suara perlahan antara kedengaran dengan tidak .
- Jangan minta lekas lekas dikabulkan dalam berdo’a.
- Bila permohonan kepada Allah belum terlaksana ,jangan mengeluh dan jangan menggerutu, sabar percayalah segala permohonan pasti diperkenankan dalam firman Allah “ Ud’uunii Astajib Lakum “ Artinya “ Berdo’alah kepadaKu, niscaya akan kuperkenankan bagimu”. (S.Al- Mu’min 60).
Mengapa do’a kita tidak dikabulkan ?
Ada 3 ( tiga ) faktor yang menyebabkanya yaitu :
- Selama berdo’a selalu mendurhakai kepada Allah dan selalu melakukan perbuatan dosa.
- Memutuskan tali persaudaraan dan suka bermusuh musuhan.
- Mendurhakai kepada kedua kedua orang tua dan dalam berdo’a hatinya tidak khusuk dan tawadzuk.
Menurut pendapat ibrahim bin Adnan , beliau seorang sufi , ada sepuluh macam sebab tertolaknya doa yaitu :
- Kamu mengaku mengenal Allah , tetapi tidak kamu sebut nama Allah sebagaimana mestinya
- Kamu mengaku cinta terhadap rasulullah, tetapi kamu tinggalkan segala sunnahnya.
- Amu mengenal Qur’an tetapi tidak dibaca dan tidak kamu amalkan apa yang terkandung dalam alqur’an itu.
- Kamu berdo’a supaya masuk surga , tetapi kamu tidak mau beramal dengan baik.
- Kamu sibuk mengoreksi aib orang lain tetapi kamu tidak ma mengoreksi dirimu sendiri’
- Kamu katakan bahwa kematian itu pasti datang tetapi kamu tidak mau mempersiapkan dirimu untuk menghadapinya.
- Kamu menguburkan orang mati, tetapi kamu tidak mau mengambil pelajaran yang kamu peristiwa itu.
- Kamu rasakan berbagai nikmat Allah tetapi kamu tidak mau mensyukurinya.
- Kamu menyatakan bermusuhan dengan syetan tetapi kamu ikuti jejak perjalanaanya.
- Kamu berdo’a agar supaya terhindar dari api neraka tetapi kamu jerumuskan dirimu sendiri ke dalam api neraka.