Setiap pergantian tahun umur kita akan bertambah dan kesempatan hidup kita berkurang selama satu tahun. Oleh karena itu pada setiap pergantian tahun kita harus bisa mengambil hkmahnya , kita evaluasi amal amal yang telah kita lakukan selama kurun waktu satu tahun . Setelah kita evaluasi sudah barang tentu kita dapat menilai amalan amalan apa yang telah kita perbuat dan tentunya kita berharap semoga amalan yang kita lakukan akan lebih baik dari tahun lalu. Demikian Ceramah Bimbingan Mental yang disampaikan oleh Pengawas Madrasah Kemenag Kab, Kudus Bp. Drs . H. Abdur Rozaq, MA yang diikuti oleh pagawai pada tangal 27 September 2016 bertempat di Mushola Kemenag. Lebih lanjut beliau mengatakan sebagai manusia biasa tentunya tidak lepas dari khilaf dan dosa, maka ampunan dari Allah SWT sangat kita harapkan sebagaimana yang tercantum dalam do’a akhir tahun yang menjadi harapan bagi umat islam. Ada beberapa amalan bernilai ibadah yang dapat dilakukan pada bulan Muharram sebagaimana sabda Rasullullah SAW yang artinya “ Puasa yang paling paling utama setelah Ramadhan adalah puasa di bulan Allah, ya’ni Muharram, sedangkan shalat yang paling utama setelah shalat fardhu adalah shalat malam”. (HR. Muslim}.
Pelajaran yang bisa kita ambil dari hadist yang diriwayatkan oleh Abu Ghurairoh ra. diatas adalah :
- Bulan Muharram adalah bulan yang mulia , bulan ini dinamakan Allah dengan “Syahrullah” yaitu bulan Allah. Penisbatan sesyatu kepada Allah mengandung makna yang mulia , seperti “Baitullah”. ( rumah Allah ).
- Bulan Muharram adalah bulan yang disunahkan, didalamnya untuk berpuasa bahkan merupakan puasa yang paling utama sesudah puasa pada bulan Ramadhan. Hadist diatas menunjukan bahwa rasulullah mengajarkan kaum muslimin untuk melakukan puasa sebanyak banyaknya pada bulan Muharram,tetapi tidak dianjurkan puasa satu bulan penuh.
- Pada bulan Muharram terdapat hari asyura’. Hari Asyura’ artinya hari kesepuluh dari bulan Muharram pada hari itu dianjurkan umat islam untuk menyantuni anak yatim / piatu sebagaimana sabda Rasulullah SAW yang artinya barang siapa mengusapkan tangannya pada kepala anak ( menyantuni/ peduli) pada tanggal 10 Muharram ( Asyura’) maka Allah SWT mengangkat baginya derajat sebanyak bilangan rambut anak yatim tersebut.
St. Zul