Sebanyak seratus peserta mengikuti Orientasi KIE (Komonikasi Informasi dan Edukasi) Kesehatan Reproduksi Calon Penganten yang diselenggarakan di Hotel Grypta Kudus , senin 15 s.d 16 Mei 2017. Diikuti dari unsur pemerintah kecamatan, penyuluh agama islam pada KanKemenag, pengelola program kesehatan Dinkes Kabupaten Kudus, Kepala Puskesmas, PKK induk dan perawat atau bidan. Kegiatan ini adalah kerjasama antara Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah dan Dinas Kesehatan Kabupaten Kudus bersama Kementerian gama Kabupaten Kudus. Sedangkan tujuanya adalah bagaimana keterlibatan petugas dalam memberikan pemahaman sejak dini kepada calon pengantin tentang informasi sekitar kesehatan dan hala hal reproduksi . i
Kepala Kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Kudus, Joko Dwi Putranto dalam sambutanya sekaligus membuka acara mengatakan kegiatan ini diselenggarakan dalam rangka kepedulian terhadap penyelamatan angka kematian ibu dan anak di Kabupaten Kudus. Dikatakan pada tahun 2016 jumlah angka kematian Ibu sebanyak 16 orang. Dan untuk tahun 2017 ini Dinkes ditarjet harus ada pengurangan jumlah kematian ibu sebesar 50 persen dari tahun yang lalu . Oleh karena itu kegiatan ini mengikut sertakan dengan lintas sektor. Diupayakan dalam kurun waktu tiga bulan kedepan tarjet tersebut bisa diwujudkan . Untuk kesuksesa program ini peran lintas sektor sangat diharapkan sekali guna menyelamatkan ibu dan anak. Dikatakanya dalam upaya ini juga mengaktifkan jejaring sosial agar angka kematian ibu dan anak tidak bertambah. Di akhir sambutanya beliau mengharap kepada pihak Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kudus dalam hal ini yang ada di KUA Kecamatan untuk membantu program ini yaitu dengan memberikan pembinaan kepada ibu calon pengantin agar di masa kehamilan rajin memeriksakan kehamilanya di puskesmas. Dan untuk kesuksesan program ini akan direncanakan ada MOU dari Dinkes dan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kudus.
Hadir sebagai nara sumber dari Kantor Kementerian Agama Kabupaaten Kudus dalam hal ini diwakili oleh Hasan Kepala Kua Kecamatan Kota. Dalam materinya yang berjudul : “pelaksanaan KIE Catin di Kabupaten Kudus. “mengatakan pembinaan kepada calon pengatin dalam hal kesehatan sudah dilaksanakan meskipun dalam bentuk sederhana yaitu dengan memberikan pemahaman yang mendalam tentang hak dan kewajiban dalam berumah tangga, kesehatan reproduksi dan pengetahuan agama sehingga rumah tangga yang mereka bangun tidak berantakan karena kurangnya pemahaman tentang kerumahtanggaan. Di akhir materinya ada beberapa hal yang disampaikan terkait dengan program ini yaitu agar setiap Catin yang datang ke Puskesmas mendapatka imunisasi TT, Tes Urine dan pemeriksaan kesehatan, bersama sama dengan Puskesmas menghidupkan kelas catin dan membantu memberikan informasi kepada Kantor Kementerian Agama melalui brosur atau pamlet.
Hadir sebagai nara sumber dari Kantor Wilayah Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah Kabid Urais dan Binsar Muh Arifin dalam materinya “ Peranan kementerian Agama dalam percepatan penurunan AKI dan AKB melalui KIE kesehatan reproduksi bagi calon pengantin “ mengtakan Dinas Kesehatan dan Kementerian agama Provinsi Jawa Tengah mengadakan sosialisasi Komunikasi Informasi Edukasi (KIE) Kesehatan Reproduksi Catin adalah dalam upaya untuk menurunkan Angka kematian Ibu (AKI) dan menurunkan Angka kematian Bayi (AKB) karena disinyalir ada peningkatan . Dikatakan pula bahwa untuk memulai rumah tangga diawali dengan pernikahan, oleh karena itu calon pengantin harus dibekali dengan ilmu kesehatan dan agama dengan harapan calon pengantin nanti bisa melahirkan keturunan yang berkwalitas dan sehat. Dan tidak kalah pentingnya pemberian Imunisasi TT pada catin perlu digerakan lagi. Hal ini menjadikan kewajiban bagi calon pengantin untuk melaksanakan iminisasi agar ibu dalam melahirkan bayi dengan sehat. Hadir pula nara sumber dari Dinkes Provinsi Jawa Tengah Bidang Kesehatan Masyarakat Sri eko wati dalam materinya yang berjudul “ Gerakan masyarakat dalam rangka kesehatan calon pengantin”.
St. Zul