Kudus (Humas) – Seksi Bimbingan Masyarakat (Bimas) Islam Kankemenag Kab. Kudus pada Hari Rabu (11/12/2024) menyelenggarakan kegiatan Penguatan Moderasi Beragama bagi Penyuluh Agama se-Kabupaten Kudus di Dapur Kemangi, Jati, Kudus. Ada sebanyak 80 orang penyuluh agama baik ASN (PNS/PPPK) dan Non ASN yang mengikuti kegiatan tersebut.
Kepala Kankemenag Kab. Kudus, Suhadi membuka kegiatan sekaligus memberikan pengarahan. Beliau berharap dengan adanya kegiatan ini dapat bermanfaat untuk meningkatkan semangat kerukunan menjelang perayaan Natal tahun 2025. Moderasi beragama merupakan cara pandang, sikap dan perilaku yang mengambil jalan tengah (moderat). “Yang dimoderasi bukan agama tetapi cara pandang, sikap dan praktik beragamanya. Bisa dikatakan tiga (3) tadi itu moderat, ketika dalam beragama dapat melaksanakan empat (4) indikator berikut yaitu Komitmen kebangsaan, Anti kekerasan, Sikap toleransi, Penerimaan terhadap tradisi lokal”, ungkapnya.
Selanjutnya Kasi Bimas Islam, Sulthon memaparkan tentang penggunaan media sosial (medsos) dalam membangun moderasi beragama. Medsos dapat digunakan sebagai sarana untuk membangun toleransi dan kerukunan antar umat beragama. Namun media sosial juga dapat menjadi sumber penyebaran informasi tidak akurat dan berita bohong yang dapat menimbulkankonflik antar umat beragama. “Oleh karena itu, peran aktif penyuluh agama sangat penting dalam memperkuat moderasi beragama di era digital”, ungkapnya. “Masyarakat juga dituntut cerdas dalam bermedsos”, imbuhnya lagi.
“Penyuluh agama harus mampu membaca berbagai hal yang berpotensi menimbulkan konflik. Selain itu penyuluh harus mampu melakukan pencegahan dan penyelesaian konflik umat beragama.Saya berharap penyuluh dapat responsif terhadap isu-isu keagamaan. Bertanggungjawab dan selalu jalin komunikasi/silaturahim kepada tokoh agama dan tokoh masyarakat dalam menyikapi isu-isu keagamaan tersebut”, tuturnya.
“Alhamdulillah Desa Tanjungkarang, Jati, Kudus resmi ditetapkan sebagai desa percontohan Kampung Moderasi Beragama. Desa ini menjadi satu-satunya desa di Jawa Tengah yang menjadi desa percontohan. Ini menjadi langkah penting dalam membangun lingkungan yang harmonis dan toleran antarumat beragama”, ungkapnya.