Di bulan suci Ramadhan ini semua umat Islam diwajibkan untuk menunaikan Ibadah puasa. Sebagaimana firman Allah dalam Al-qur’an surat Al-baqarah ayat 183 yang artinya “ Hai orang yang beriman diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa”. Berpuasa disini dalam artian puasa sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW yaitu Imanan Wa Ihtsaban, berpuasa karena iman dan mengharapkan pahala dari Allah dengan perantara niat yang iklas.Dan jangan sampai kita tergolong kepada orang yang disebutkan nabi dalam hadisnya yaitu” berapa banyak dari orang yang berpuasa tidak mendapatkan apa apa kecuali hanya mendapatkan lapar dan haus saja”. Demikian ceramah dari Ali Hasan S.Ag, M.Pdi Kepala KUA Kota pada pengajian Ramadhan bagi pegawai Kan Kemenag Kab. Kudus bertempat di Mushola pada tanggal 7 juni 2016. Selanjutnya dikatakan ada beberapa perbuatan yang sering kali dilakukan oleh orang bahkan tidak menutup kemungkinan diri kita sendiri yang dapat menyebabkan terhapusnya pahala puasa diantaranya adalah :
1. Al-Kadzbu yaitu berdusta atau bohong.
Perbuatan inii sering terjadi dikalangan masyarakat misalnya hanya beralasan untuk menghindar dari sebuah kesalahan sehingga dengan mudahnya untuk berbohong.Sebenarnya masalahnya itu kecil, sepele tapi tanpa berfikir diri kita sendiri yang membuat masalah lebih besar dan menutupinya dengan berbohong yang berakibat pahala puasa kita terhapus.
2. Al- ghibah, yaitu menjelekan yaitu membicarakan kejelekan orang lain.
Orang yang pandai ngrasani orang lain ini juga tergolong dari amal yang menyebabkan terhapusnya pahala puasa. Maka ada suatu maqalah yang menyatakan “ Salamatul insan fii hifdzil lisan”. Selamatnya seseorang tergantung orang tersebut dalam menjaga lesannya. Maka dari itu, jagalah lesan kita dari perkara perkara yang dapat mengurangi bahkan menghapus pahala kita.
3. An- Namimah, yaitu mengadu domba.
Hal ini sudah tidak asing dalam kehidupan sehari hari apalagi dalam dunia politik . Partai yang satu menjelekkan partai yang lain, ormas yang satu menganggap paling benar dan menjelekan ormas yang lain , antar organisasi bahkan antar personal. Yang salah dibenarkan dan yang salah sengaja dibenarkan. Padahal dibalik itu semua terdapat dosa besar yang terkadang diri sendiri tidak merasa bahwa hal tersebut dapat menghapus pahala puasa kita.
4. Sumpah palsu.
Mar kita instropeksi, sudah berapa ribu kalikah kita bersumpah atas nama Allah selama hidup, kususnya di bulan Romadhon ini ? padahal sumpah tersebut tidak benar adanya . Jangan suatu hal yang sudah pasti dan kongkrit adanya, suatu kebenaranpun tidak dinjurkan untuk mengutarakan sumpah atas nama Allah. Apalagi sumpah yang berkembang yang pada saat ini di kalangan masyarakat adalah sumpah yang dibuat buat, diskenario agar dianggap paling keren gaul dan lain sebagainya. Sumpah sudah menjadi kebiasaan dan bagaikan mainan menurut mereka tidak beresiko
5. Melihat aurat lain jenis (wanita) dengan syahwat.
Hal ini tidak dapat dipungkiri terjadi pada seluruh lapisan masyarakat , apalagi di zaman yang serba modernisasi, tehnologi canggih . sekarang semua orang sudah bisa melihat aurat seorang wanita di depan leptop atau HP di dunia maya baik berupa foto atau dalam bentuk vidio. Sekarng internet tidak hanya di akses oleh orang yang hidup di kota saja, di pelosok desa pun juga bisa mengaksesnya, Na’udzubillah, semoga kita bisa terhindar dari hal hal tersebut diatas agar amal puasa kita tidak sia sia.
St. Zul