Kudus (Humas) – Sebanyak 356 jamaah haji asal Kabupaten Kudus yang tergabung dalam kelompok terbang (kloter) 47 resmi diberangkatkan menuju Asrama Haji Donohudan pada Senin siang (13/5/2025).
Sebelumya pada pagi tadi sebanyak 62 jemaah haji Kudus dari kloter 46 telah diberangkatkan pada pukul 05.19 WIB.
Pemberangkatan dilakukan dengan pengawalan ketat menggunakan sembilan bus, disaksikan langsung oleh Bupati Kudus Sam’ani Intakoris, Ketua Panitia Pendalaman Pemberangkatan dan Pemulangan Haji (P4H) JHK-IPHI Kabupaten Kudus,serta jajaran Kementerian Agama Kudus.
Usai keberangkatan, Bupati Sam’ani menyampaikan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu kelancaran proses penyelenggaraan ibadah haji tahun ini. Ia menyebut panitia telah bekerja maksimal, termasuk JHK-IPHI dan para pendamping yang telah mempersiapkan jamaah secara menyeluruh.
“Terima kasih kepada Panitia JHK yang telah membimbing dan mengarahkan jamaah, dan juga kepada PT Sukun yang telah memberikan dukungan berupa kaos, sarung, mukena, dan peci. Ini semangat untuk keberangkatan tahun ini,” ujar Sam’ani.
Total 353 jamaah dalam kloter 47 didampingi oleh 3 petugas kloter. Kloter ini semula hanya diisi oleh jamaah dari Kudus, namun karena adanya kelebihan kuota di Jepara sebanyak 71 seat, maka dilakukan pergeseran dari Kudus dan daerah sekitarnya. Sebanyak 62 jamaah berasal dari KBIHU Arrokhman Mabrur Kudus, ditambah 9 orang lainnya dari kloter di bawahnya.
Sementara itu, Kepala Kemenag Kudus Suhadi menyebutkan bahwa total jamaah haji asal Kudus tahun 2025 ini mencapai 1.416 orang. Untuk kloter 47, jamaah termuda berusia 18 tahun dan tertua 87 tahun. Sebanyak 31 di antaranya merupakan jamaah lansia yang mendapat prioritas tahun ini.
“Semua jamaah telah kami siapkan dengan pengawalan ketat, tim kesehatan, dan pendamping.
Obat-obatan juga telah disediakan. Bahkan untuk jamaah risiko tinggi, sudah ada pengawalan khusus,” jelas Suhadi.
Namun, Suhadi mengungkapkan bahwa terdapat dua jamaah yang batal berangkat, satu karena meninggal dunia dan satu lainnya mengalami kecelakaan hingga patah tulang.
Meski demikian, jamaah yang mengalami kecelakaan tersebut masih memungkinkan berangkat bila kondisi fisiknya memungkinkan.
“Yang jelas, seluruh dinamika sudah kami tangani agar tidak mengganggu proses utama pemberangkatan. Semua sistem sudah tersusun rapi, termasuk kuota tambahan lansia, pergeseran kloter, dan teknis penempatan jamaah di bawah satu syarikat,” tutup Suhadi.