Dalam rangka memberikan pemahaman kepada siswa, sebagai generasi muda penerus bangsa tentang wawasan multikultural dan kebangsaan , sebagai warga Negara Kesatuan Republik Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) hidup berdampingan di tengah keberagaman suku, bahasa, agama, ras, etnis dan kebudayaan yang sangat komplek , Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kudus menyelenggarakan kegiatan Pembinaan Wawasan Rahmatan Lil’alamin Dan Perspektif Multi Kultural , diikuti oleh 75 peserta dari unsur Siswa SMA dan SMK bertempat di Hotel Abbas Kudus.
Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten ,Drs. H. Hambali, MM dalam sambutannya dan sekaligus membuka acara resmi mengatakan , siswa pengurus ROHIS ( Kerohanian Islam) SMA/SMK perlu diberikan pembinaan tentang wawasan, pengetahuan dan pemahaman yang lebih mendalam tentang agama islam di tengah keberagamaan bangsa. Pembinaan ini merupakan bentuk langkah persuasif, proteksi dini ( melindungi ) siswa daripengaruh faham faham radikal dan sesat seperti ISIS, GAFATAR dll. Sedangkan tujuan pembinaan ini diberikan kepada siswa SMA/SMK karena mereka memiliki usia strategis dalam memahami perannya sebagai calon pemimpin untuk melanjutkan pembangunan bangsa kelak, juga sebagai pembekalan supaya tidak terjabak dalam faham yang menyimpang, utamanya ketika memasuki masa kuliah di Perguruan Tinggi agar waspada terhadap faham / aliran agama atau kemasyarakatan yang menyimpang dan sesat.
Hadir sebagai nara sumber Kabag OPS Polres Kudus Kompol Tugiyanto,SH mengatakan penyebab faham radikalisme adalah pemahaman keagamaan yang literal ( Pemahaman sepotong sepotong terhadap ayat ayat Al-Qur’an) dan bacaan yang salah trhadap sejarah islam yang dikombinasikan dengan idealisme berlebihan terhadap Islam pada masa tertentu.
Ada beberapa ciri ciri radikalisme yaitu : Menjadikan Islam sebagai idiologi final dalam mengatur kehidupan individual dan juga politik ketata negaraan, nilai nilai islam yang dianut mengadopsi sumbernya di Timur Tengah secara apa adanya tanpa mempertimbangkan perkembangan sosial dan politik serta realitas lokal, karena perhatian lebih terfokus pada teks Al-Qur’an dan Hadist tanpa mempehatikan budaya atau kearifan likal, menolak idiologi Non-Timur Tengah termasuk idiologi Barat seperti demokrasi dan liberalisme atau segala peraturan yang ditetapkan harus merujuk pada Al-Quran dan Hadist, gerakan kelompok ini sering berseberangan dengan masyarakat luas termasuk pemerintah oleh karena itu terkadang terjadi gesekanideologis bahkan fisik dengan kelompok lain termasuk pemerintah.
Di akhir pembinaanya beliau mengharap agar kita bisa terhindar dari faham radikal maka kita harus mengetahui ciri ciri pelaku dan cara menghindarinya. Badi yang tertutupYaitu ciri ciri pelaku antara lain meninggalkan sekolah / pekerjaan, menjadi pribadi yang tertutup, menghalalkan segala cara untuk menuntaskan programnya, menentang orang tua, mengkafirkan orang lain dan disharmonisasi keluarga teman dan lingkungan.Sedangkan cara menghindarinya adalah ; Pelajari agama secara benar , dialok dengan orang lain apabila ada materi yang tidak faham menolak bila diajak kajian secara sembunyi .
Hadir pula sebagai nara sumber dari Disdikpora Kabid Pemuda dan Olah Raga ,Drs. H. Hartoko, MM dalam pembinaannya mengatakan Islam adalah agama rahmatan lil,alamin yang artinya Islam , agama yang membawa rahmat dan kesejahteraan bagi seluruh alam semesta baik manusia,jin, hewan, tumbuhan dan makluk Allah yang lainnya. Surat Al Anbiyai ayat 10 yang artinya : Dan tidaklah kami mengutus kamu kecuali untuk menjadi rahmat bagi alam semesta . Dan dalam Sabda Rosullullah SAW : Siapa yang sewenang wenang membunuh burung atau hewan kecil lainnya maka Allah akan meminta pertanggungjawaban kepadanya . Dan maanusia yang tidak menjalankan agama islam secara Kaffah, maka sering melakukan : radikalisme, terorisme,membunuh, mencuri dan korupsi Di akhir pembinaannya beliau mengatakan bahwa pelajar adalah generasi muda harapan bangsa. Oleh karena itu menjadi pelajar harus belajar yang sungguh sungguh dan wajib berbakti kepada Allah , guru dan orang tua. Apabila seorang remaja sudah mampu melaksanakan kewajiban tersebut maka akan menjadi remaja yang beraklakul karimah. Dan diharapkan dengan mempunyai aklakul karimah ini maka remaja diharapkan mampu menghindari kenakalan remaja yang sekarang ini marak terjadi. Contoh kenakalan remaja diantaranya penyalahgunaan narkoba, sek bebas , tawuran , dan lain lain. Jangan sampai para pelajar berhadapan dengan hukum karena melanggar aturan aturan yang berlaku .
St. Zul