Karanganyar – Saat ini profesi guru tengah banyak disorot oleh masyarakat kita dibanding profesi lainnya. Di masyarakat luas, guru telah dianggap sebagai ujung tombak proses pendidikan. Oleh karena itu, baik atau buruk kualitas pendidikan di negeri ini selalu disangkutpautkan terutama dengan guru.
Disaat banyak orang yang meragukan kompetensinya, ternyata tidak sedikit guru yang memiliki semangat tinggi dalam berkarya, ikhlas dalam mengabdi, dan optimis menatap masa depannya, hingga mendapatkan banyak berprestasi di tingkat daerah maupun nasional. Hal ini ditunjukkan oleh seorang perempuan yang kini menjadi guru di Madrasah Aliyah Negeri Karanganyar, Dra. Lanjar Utami, M.Pd.
Belum lama, guru yang lahir 48 tahun silam ini meraih juara nasional pada ajang kompetisi guru berprestasi tingkat nasional di lingkungan Kementerian Agama Pusat. Kompetisi yang diadakan di Soll Marina Hotel Jakarta pada tanggal 14 s/d 16 November 2014 diikuti oleh Guru Madrasah, Kepala Madrasah, hingga Pengawas Madrasah di seluruh Indonesia yang telah menjadi nominator.
Kompetisi yang bertujuan untuk meningkatkan kompetensi guru sebagai tenaga pendidik professional ini mempercayai beliau sebagai runner up guru berprestasi tingkat nasional. Walaupun hanya mendapat juara dua di tingkat nasional, namun beliau adalah yang terbaik di tingkat kabupaten dan tingkat provinsi.
Karena aktivitasnya, Ibu yang memiliki tiga orang putri ini baru sempat diwawancarai pada Senin siang, 8/12/2014 semenjak meraih gelar prestisius tersebut. Dia menuturkan bahwa motivasinya menjadi seorang guru adalah murni panggilan jiwa, yang mana mengajar sudah menjadi hobinya.
“Saya ini orang desa, lahir dari keluarga yang kurang mampu, bapak ibu saya buruh. Tapi impian saya sejak kecil adalah agar dapat berprestasi, yang paling utama adalah menuntut ilmu, pokok’e sekolah, walaupun dengan keterbatasan yang saya miliki”, terang lanjar.
“Semenjak kecil, saya belajar di Madrasah Diniyah (Madin) selepas pulang sekolah. Disanalah Islam membentuk karakter saya. Jadi menurut saya, yang paling penting dalam diri seseorang adalah karakternya”, ucapnya.
“Alhamdulillah semenjak SD hingga SPG (Sekolah Pendidikan Guru setara SMA/MA), saya selalu juara 1. Saat kuliah Diploma, Sarjana hingga Magister di pendidikan Bahasa Inggris pun saya lulus dengan predikat kumlot dengan waktu tercepat. Saya mempunyai prinsip kalau kuliah harus lebih cepat.”, lanjutnya.
Saat ditanya tentang impiaannya, beliau berharap agar dapat melanjutkan sekolah lagi yaitu mengambil Program Doktor (S3) Pendidikan Bahasa Inggris. “Namun karena suami tidak mengizinkan saya kuliah di luar karisidenan Surakarta, jadi saya harus menunda dibukanya S3 Pendidikan Bahasa Inggris di UNS atau UMS”, ungkapnya.
Dalam meniti karirnya sebagai guru, ibu dari anak-anaknya dan istri dari suaminya, selalu ada tantangan dan rintangan yang harus dilaluinya. Untuk menghadapi itu semua, beliau memili prinsip yang selalu dipegangnya.
“Man Jadda Wa Jada, Siapa yang bersungguh-sungguh dia akan berhasil”, tegasnya. (Hadi)