Kudus (Humas) – Suasana hangat menyelimuti Joglo Maqha Kudus pada Jumat siang (26/9/2025), saat seluruh anggota Ikatan Penyuluh Agama Republik Indonesia (IPARI) Kabupaten Kudus berkumpul dalam agenda pertemuan rutin. Kegiatan ini menjadi ruang silaturahmi sekaligus forum bertukar pikiran guna memperkuat peran penyuluh dalam menjaga kerukunan dan menguatkan moderasi beragama.
Dalam kesempatan itu, Ketua IPARI Kudus, M. Fadlullah, menyampaikan rasa syukur dan apresiasi kepada semua pihak yang hadir. “Terimakasih atas partisipasinya dalam agenda pertama pertemuan rutin kegiatan paguyuban IPARI sebagai tempat kita bertemu, saling tukar pikiran, dan saling bersilaturahim. Kita turut bangga karena salah satu kader terbaik Kudus, Bapak M.C. Mifrohul Hana, berhasil meraih juara satu tingkat nasional pada ajang Penyuluh Agama Islam Awards kategori Moderasi Beragama,” ungkapnya.
Kehadiran seluruh anggota IPARI dalam forum ini memperlihatkan komitmen bersama penyuluh lintas agama untuk terus berperan aktif dalam menjaga harmoni sosial di tengah masyarakat yang majemuk. Ia juga menyampaikan pertemuan rutin ini diharapkan dana menjaga semangat persaudaraan dan kebersamaan antar penyuluh.
Sementara itu, Plt. Kasi Bimas Islam Kemenag Kudus, Ali Hasan, memberikan arahan terkait peran penyuluh yang tidak dapat dipisahkan dari tugas KUA. “Untuk para penyuluh agama, diharapkan tidak melepas tugas-tugas di KUA karena bagaimanapun juga kalian adalah keluarga besar dari KUA wilayah masing-masing. Mohon bantuannya terkait layanan bimbingan perkawinan karena ini sangat penting, dan saya berharap bapak ibu penyuluh bisa lebih aktif lagi dalam melaksanakannya,” tegasnya.
Ia juga mengingatkan bahwa sesuai PMA No. 24 Tahun 2024 KUA memiliki beberapa fungsi penting yang sejalan dengan tugas para penyuluh agama. “Untuk itu kami mengajak semua penyuluh agama agar berperan aktif membantu KUA di wilayah masing-masing,” jelasnya.
Melalui pertemuan rutin ini, IPARI Kudus diharapkan semakin solid dalam melahirkan gagasan dan aksi nyata di lapangan. Peran penyuluh bukan hanya menyampaikan pesan keagamaan, tetapi juga menjadi teladan dalam merawat kerukunan, memperkuat toleransi, serta mewujudkan Kudus yang rukun, damai, dan berkeadaban.