Kudus (Humas) – Kantor Kementerian Agama Kab. Kudus melalui Seksi Bimbingan Masyarakat (Bimas) Islam menggelar kegiatan Pembinaan Penyuluh Agama dengan tema “Implementasi Kampung Moderasi Beragama Berbasis Lokasi, Rabu (20/8/2025) di RM Dapur Kemangi. Kegiatan ini diikuti oleh sebanyak 70 Penyuluh Agama PNS/CPNS/PPPK baik Islam, Kristen, Katolik maupun Budha.
Dalam sambutannya, Kasi Bimas Islam H. Sulthon menegaskan bahwa kegiatan pembinaan ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas kepenyuluhan, sekaligus menciptakan suasana Kabupaten Kudus yang rukun, damai, dan tenteram. “Saya berharap melalui kegiatan ini para penyuluh agama mendapatkan bekal yang cukup untuk memberikan bimbingan yang menyejukkan, menumbuhkan ketenteraman, serta memperkuat kerukunan baik antarumat beragama maupun di internal umat beragama sendiri,” jelasnya.
Kegiatan ini turut dihadiri oleh Plt. Kepala Kankemenag Kab. Kudus, H. Shony Wardana, yang sekaligus membuka acara secara resmi dan memberikan pembinaan kepada para penyuluh. Dalam arahannya, H. Shony berharap para penyuluh agama dapat berperan aktif dalam mewujudkan kerukunan di tengah masyarakat serta mendukung program-program prioritas Kementerian Agama.
Beliau menekankan agar setiap penyuluh menjalankan tugas dengan sepenuh hati, karena kepenyuluhan yang baik akan memberikan dampak positif bagi kehidupan sosial. Salah satu peran penting penyuluh adalah membantu mengurangi permasalahan remaja melalui pembinaan yang tepat, sehingga mereka memiliki ruang untuk berkembang dan tidak salah arah. Selain itu, penyuluh juga diharapkan memiliki binaan bagi para muallaf, agar mereka mendapatkan pendampingan yang berkesinambungan.
“Dua hal ini yang menjadi perhatian khusus, yakni adanya majelis remaja dan pembinaan muallaf. Dengan demikian, penyuluh agama benar-benar hadir memberikan manfaat nyata bagi masyarakat,” ungkapnya.
Materi pembinaan meliputi Antisipasi Kenakalan Remaja yang disampaikan oleh Kapolsek Kudus Kota, AKP Subhan dan Moderasi Beragama oleh Ketua FKUB Kudus, Prof. Ihsan.
“Penyuluh harus berani hadir di tengah masyarakat. Sebagai ASN, kita dituntut punya progres, kemampuan mitigasi masalah, dan keberanian untuk mencari solusi. Masyarakat Kudus membutuhkan penyuluh sebagaimana membutuhkan polisi—polisi menjaga keamanan, sementara penyuluh menjaga ketenteraman iman,” tegas AKP Subhan.
Sementara Prof. Ihsan mengajak para penyuluh untuk melakukan observasi lapangan dan dialog bersama tokoh masyarakat setempat sebagai bentuk penerapan nyata berbasis lokasi.” “Selalu hadirkan ruang komunikasi bersama masyarakat agar tercipta kedekatan, kepercayaan, dan kebersamaan dalam menjaga kerukunan,” ajaknya.
Kegiatan ini diharapkan tidak hanya memperkuat pengetahuan penyuluh agama, tetapi juga melahirkan inovasi pendekatan dakwah dan bimbingan keagamaan yang lebih kontekstual dengan kebutuhan masyarakat. Dengan adanya program ini, diharapkan kampung moderasi beragama dapat menjadi role model penguatan nilai kebangsaan, toleransi, dan keberagaman yang menguatkan persatuan dan kesatuan bangsa.